meteor.....

goyang pinggul

Sabtu, 31 Desember 2011

do'a seorang hamba


Ya Allah berpagi-pagi kami bertaubat dan mengiklaskan diri untuk menegakkan syariah-Mu, tunjukan yang benar itu benar dan berilah kami kesabaran untuk menjalaninya. kuatkan imanku dan kuatkanlah jasadku untuk selalu menegakan sunnah-Mu. Semoga perjuangan ini sebagai investasi pahala hamba-Mu di yaumil akhir nanti. kuatkanlah ikatan saudaraku sesama muslim dalam memperjuangkan syariah-MU. Tidak ada satupun yang dapat menghalangi jikalau Engkau berkehendak atas sesuatu. Kuatkan tekadku untuk memperjuangkan pemimpin yang amanah, istiqomah dan sederhana menjadi pemimpin yang dicintai umatnya dan bermanfaat bagi semua. Amin
Siapa yang Tahu Maksud Allah
Rasulullah pada suatu waktu pernah berkisah. Pada
zaman sebelum kalian, pernah ada seorang raja yang
amat dzalim.Hampir setiap orang pernah merasakan
kezalimannya itu.
Pada suatu ketika, raja zalim ini tertimpa penyakit
yangsangat berat. Maka seluruh tabib yang ada pada
kerajaan itu dikumpulkan. Dibawah ancaman pedang,
mereka disuruh untuk menyembuhkannya. Namun sayangnya
tidak ada satu tabib pun yang mampu menyembuhkannya.
Hingga akhirnya ada seorang Rahib yang mengatakan
bahwa penyakit sang raja itu hanya dapat disembuhkan
dengan memakan sejenis ikan tertentu, yang sayangnya
saat ini bukanlah musimnya ikan itu muncul ke
permukaan. Betapa gembiranya raja mendengar kabar ini.
Meskipun raja menyadari bahwa saat ini bukanlah musim
ikan itu muncul kepermukaan namun disuruhnya juga
semua orang untuk mencari ikan itu. Aneh bin ajaib
walaupun belum musimnya, ternyata ikan itu sangatlah
mudah ditemukan. Sehingga akhirnya sembuhlah raja itu
dari penyakitnya.
Di lain waktu dan tempat, ada seorang raja yang amat
terkenal kebijakannya. Ia sangat dicintai oleh
rakyatnya. Pada suatu ketika, raja yang bijaksana itu
jatuh sakit. Dan ternyata kesimpulan para tabib sama,
yaitu obatnya adalah sejenis ikan tertentu yang saat
ini sangat banyak terdapat di permukaan laut.Karena
itu mereka sangat optimis rajanya akan segera pulih
kembali.
Tapi apa yang terjadi? Ikan yang seharusnya banyak
dijumpai di permukaan laut itu, tidak ada satu pun
yang nampak..! Walaupun pihak kerajaan telah
mengirimkan para ahli selamnya, tetap saja ikan itu
tidak berhasil diketemukan. Sehingga akhirnya raja
yang
bijaksana itu pun mangkat...
Dikisahkan para malaikat pun kebingungan dengan
kejadian itu. Akhirnya mereka menghadap Tuhan dan
bertanya, "Ya Tuhan kami, apa sebabnya Engkau
menggiring ikan-ikan itu ke permukaan sehingga raja
yang zalim itu selamat;
sementara pada waktu raja yang bijaksana itu sakit,
Engkau menyembunyikan ikan-ikan itu ke dasar laut
sehingga akhirnya raja yang baik itu meninggal?"

Tuhan pun berfirman, "Wahai para malaikat-Ku,
sesungguhnya raja yang zalim itu pernah berbuat suatu
kebaikan. Karena itu Aku balas kebaikannya itu,
sehingga pada waktu dia datang menghadap-Ku, tidak ada
lagi kebaikan sedikitpun yang dibawanya. Dan Aku akan
tempatkan ia pada neraka yang paling bawah !
Sementara raja yang baik itu pernah berbuat salah
kepada-Ku, karena itu Aku hukum dia dengan
menyembunyikan ikan-ikan itu, sehingga nanti dia akan
datang menghadap-Ku dengan seluruh kebaikannya tanpa
ada sedikit pun dosa padanya, karena hukuman
atas dosanya telah Kutunaikan seluruhnya di dunia!"
Kita dapat mengambil beberapa pelajaran dari kisah
bersayap ini.
Pelajaran pertama adalah: Ada kesalahan yang
hukumannya langsung ditunaikan Allah di dunia ini
juga; sehingga dengan demikian di akhirat nanti dosa
itu tidak diperhitungkan-Nya lagi. Keyakinan hal ini
dapat menguatkan iman kita bila sedang tertimpa
musibah.
Pelajaran kedua adalah: Bila kita tidak pernah
tertimpa musibah, jangan terlena. Jangan-jangan Allah
'menghabiskan' tabungan kebaikan kita. Keyakinan akan
hal ini dapat menjaga kita untuk tidak terbuai dengan
lezatnya kenikmatan duniawi sehingga
melupakan urusan ukhrowi.
Pelajaran ketiga adalah: Musibah yang menimpa
seseorang belum tentu karena orang itu telah berbuat
kekeliruan. Keyakinan ini akan dapat mencegah kita
untuk tidak berprasangka buruk menyalahkannya, justru
yang timbul adalah keinginan untuk membantu
meringankan penderitaannya
Pelajaran keempat adalah: Siapa yang tahu maksud Allah 
berubahuntukygterbaik.blogspota.com

Kamis, 29 Desember 2011

seorang teman, peranan dan dampaknya bagi seseorang

 
Syukur kepada Allah adalah hal yang harus selalu kita lakukan karena dengan bersyukur akan menambah nikmat-nikmatNya kepada kita, kemudian dari tempat ini saya serukan kepada diri saya pribadi dan kepada kita sekalian untuk selalu memelihara dan meningkatkan taqwallah, karena dengan taqwa inilah seseorang akan bahagia baik di dunia dan terlebih lagi di akhirat.
saudaraku yang dimuliakan Allah,, dan marilah kita gapai kebahagian hidup di dunia serta kebahagian hidup di akhirat kelak.
Tidak ada seorang manusiapun di muka bumi ini yang dapat hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia adalah mahluk sosial yang pasti membutuhkan lingkungan dan pergaulan.
Di dalam pergaulannya tersebut seseorang akan memiliki teman, baik itu disekolahnya, di tempat kerjanya ataupun di lingkungan tempat tinggalnya. Sehingga tidak ditampik lagi bahwa teman merupakan elemen penting yang berpengaruh bagi kehidupan seseorang.
Islam sebagai agama yang sempurna dan menyeluruh telah mengatur bagaimana adab dan batasan-batasan di dalam pergaulan. Sebab betapa besar dampak yang akan menimpa seseorang akibat bergaul dengan teman-teman yang jahat dan sebaliknya betapa besar manfaat yang dapat dipetik oleh seseorang yang bergaul dengan teman yang shalih.
Banyak di antara manusia yang terjerumus ke dalam lubang kemaksiatan dan kesesatan dikarenakan bergaul dengan teman teman yang jahat dan banyak pula di antara manusia yang mereka mendapatkan hidayah disebabkan bergaul dengan teman-teman yang shalih.
Di dalam sebuah hadits Rasullullah Shallallaahu alaihi wa Salam menyebutkan tentang peranan dan dampak seorang teman:
“Perumpamaan teman duduk yang baik dengan teman duduk yang jahat adalah seperti penjual minyak wangi dengan pandai besi. Adapun penjual minyak wangi tidak melewatkan kamu, baik engkau akan membelinya atau engkau tidak membelinya, engkau pasti akan mendapatkan baunya yang enak, sementara pandai besi ia akan membakar bujumu atau engkau akan mendapatkan baunya yang tidak enak.” (Muttafaqun ‘Alaih).
Berdasarkan hadits tersebut dapat diambil faedah penting bahwasanya bergaul dengan teman yang shalih mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya baik, yaitu:
Kita akan menjadi baik atau kita akan memperoleh kebaikan yang dilakukan teman kita. Sedang bergaul dengan teman yang jahat juga mempunyai 2 kemungkinan yang kedua-duanya jelek, yaitu:
Kita akan menjadi jelek atau kita akan ikut memperoleh kejelekan yang dilakukan teman kita.
Bahkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam menjadikan seorang teman sebagai patokan terhadap baik dan buruknya agama seseorang, oleh sebab itu Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam memerintahkan kepada kita agar memilah dan memilih kepada siapa kita bergaul.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Salam bersabda:
اَلْمَرْءُ عَلَى دِيْنِ خَلِيْلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ.
“Seseorang berada di atas agama temannya, maka hendaknya seseorang di antara kamu melihat kepada siapa dia bergaul.” (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Abu Dawud, Tirmidzi, Hakim dengan Sanad yang saling menguatkan satu dengan yang lain).
Dan dalam sebuah syair disebutkan:
عَنِ الْمَرْءِ لاَ تَسْأَلْ وَسَلْ عَنْ قَرِيْنِهِ، فَكُلُّ قَرِيْنٍ بِالْمُقَارِنِ يَقْتَدِيْ.
Jangan tanya tentang seseorang, tapi tanya tentang temannya, sebab orang pasti akan mengikuti kelakukan temannya.
Demikianlah karena memang fitroh manusia cenderung ingin selalu meniru tingkah laku dan keadaan temannya.
Para Salafusshalih sering menyampaikan kaidah bahwa:
اَلْقُلُوْبُ ضَعِيْفَةٌ وَالشُّبَهُ خَطَّافَةٌ.
Hati itu lemah, sedang syubhat kencang menyambar.
Sehingga pengaruh kejelekan akan lebih mudah mempenga-ruhi kita dikarenakan lemahnya hati kita.

Merupakan sikap yang diajarkan Ahlus Sunnah wal Jamaah adalah menjauhi para penyeru bid’ah, para pengikut hawa nafsu (ahlul ahwa’) dan orang-orang fasik yang terang-terangan menampakkan dan menyerukan kefasikannya ini merupakan salah satu tindakan preventif terhadap bahaya lingkungan pergaulan dan agar umat terhindar dari pengaruh kemaksiatan tersebut.
Seorang teman memberikan pengaruh yang besar dalam kehidupan kita, janganlah ia menyebabkan kita menyesal pada hari kiamat nanti dikarenakan bujuk rayu dan pengaruhnya sehingga kita tergelincir dari jalan yang haq dan terjerumus dalam kemak-siatan.
Renungkanlah baik-baik firman Allah berikut ini:
“Dan ingatlah hari ketika orang-orang zhalim menggigit dua tangannya seraya berkata: Aduhai kiranya aku dulu mengambil jalan bersama-sama Rasul. Kecelakaan besar bagiku! Kiranya dulu aku tidak mengambil si fulan sebagai teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al-Quran sesudah Al-Quran itu datang kepadaku. Dan adalah syetan itu tidak mau menolong manusia.” (Al-Furqan: 27-29).
Lihatlah bagaimana Allah menggambarkan seseorang yang telah menjadikan orang-orang fasik dan pelaku maksiat sebagai teman-temanya ketika di dunia sehingga di akhirat menyebabkan penyesalan yang sudah tidak berguna lagi baginya, karena di akhirat adalah hari hisab bukan hari amal sedang di dunia adalah hari amal tanpa hisab.
Pada kelanjutan ini saya ingatkan pula kepada para orang tua hendaklah mereka memperhatikan lingkungan dan pergaulan anak-anaknya sebab setiap kita adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya dan orangtua adalah pemimpin terhadap istri dan anak-anaknya.
Ingatlah bagaimana wasiat agung Lukman Al-Hakim di dalam surat Luqman ayat 13-19 ketika mewasiatkan kepada anaknya di antaranya agar mengikuti dan menempuh jalan orang-orang yang kembali kepada Allah. Merekalah para nabi, syuhada dan shalihin, merekalah uswah dan qudwah dalam segenap aspek kehidupan kita.

Jadikanlah orang-orang shalih yang bermanhaj dan ber-aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah sebagai teman akrab kita, merekalah sebaik-baik teman dan sebaik-baik persahabatan, adapun selain itu adalah persahabatan yang semu. Maha benar Allah yang menyebutkan dalam kitabNya:
“Teman-teman akrab pada hari itu sebagian menjadi musuh bagi sebagian yang lain, kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Az-Zukhruf: 67).

Saya akan menutup khutbah ini dengan apa yang dinasehatkan oleh seorang bijak tentang hakekat seorang teman:
Saudaraku, Teman sejatimu adalah yang selalu mendorongmu untuk berbuat kebajikan dan mencegahmu dari berbuat kejelekan walaupun engkau jauh dan engkau tidak bergaul dengannya dan musuh sejatimu adalah yang mendorongmu berbuat kejelekan dan tidak mencegahmu dari berbuat dosa walaupun ia dekat denganmu dan engkau selalu bergaul dengannya.
Semoga Allah selalu memberikan taufik kepada kita dan menyelamatkan kita dari kejelekan lingkungan dan pergaulan serta menganugerahkan kepada kita lingkungan dan pergaulan yang mendorong kita untuk selalu taat kepada Allah dan RasulNya.
Amin ya Rabbal ‘alamin.

MLM S HPA

  • MLMS HERBAL PENAWAR AL WAHIDA

silek sunua piaman

Laman

wawancara Gebernur Sumbar Irwan Prayitno