berubahuntukygterbaik.blogspot.com, Dalam suatu hadits qudsi, Allah SWT berfirman “Jikalau
seseorang hamba itu mendekat padaKu sejengkal, maka Aku mendekat padanya
sehasta dan jikalau ia mendekal padaKu sehasta, maka Aku mendekat padanya
sedepa. Jikalau hamba itu mendatangi Aku dengan berjalan, maka Aku
mendatanginya dengan bergegas.” (HR. Bukhari)
Didalam melihat jalan hidup masyarakat di sekitar kita, bisa
kita lihat bahwa beberapa orang mempunyai kecenderungan tertentu. Orang yang
terbiasa berbuat maksiyat, maka dari hari kehari dia akan semakin terjerumus
kedalam lembah yang hitam. Sebaliknya orang yang suka sholat berjamaah ke
masjid, maka dia akan ramah ke tetangganya, rutin berinfaq dan bahagia kehidupan
keluarganya.
Semakin seseorang memperbanyak dan membiasakan berbuat baik,
maka semakin banyak terbuka pintu-pintu kebaikan yang lain. Hal ini sesuai
dengan hadits qudsi diatas bahwa semakin tinggi intensitas dan kualitas ibadah
kita kepada Allah SWT maka semakin dekatlah kita dengan-Nya.
Salah satu kunci kesuksesan hidup kita adalah bagaimana kita
membiasakan berbuat baik. Semakin kita terbiasa berbuat baik, maka semakin
mudah jalan kita untuk mencapai kebahagiaan hidup. Agar manusia terbiasa
beribadah, maka beberapa ibadah dilakukan berulang dalam kurun waktu tertentu
seperti sholat lima kali dalam sehari, puasa sunnah dua kali seminggu dan
sholat jum’at sekali sepekan.
Permasalahan awal yang biasanya ditemukan dalam melakukan
sesuatu yaitu dalam memulainya. Memulai suatu aktifitas terkadang lebih berat
dibandingkan ketika melaksanakannya. Maka ketika kita mendorong mobil yang
mogok, akan diperlukan tenaga yang besar saat sebelum mobil bergerak. Setelah
mobil tersesebut bergerak, diperlukan daya dorong yang kecil. Ada juga sifat
kita yang menunda perbuatan baik, padahal perbuakan baik janganlah ditunda.
Kalau kita ada keinginan untuk menunda, maka tundalah untuk menunda. Hal ini
seperti yang disampaikan Rasulullah saw:
“Bersegeralah untuk beramal, jangan menundanya hingga datang
tujuh perkara. Apakah akan terus kamu tunda untuk beramal kecuali jika sudah
datang: kemiskinan yang membuatmu lupa, kekayaan yang membuatmu berbuat
melebihi batas, sakit yang merusakmu, usia lanjut yang membuatmu pikun, kematian
yang tiba-tiba menjemputmu, dajjal, suatu perkara gaib terburuk yang ditunggu,
saat kiamat, saat bencana yang lebih dahsyat dan siksanya yang amat pedih.”
(HR. Tirmidzi)
Salah satu cara untuk mempermudah kita dalam memulai suatu
amal ibadah adalah dengan mengetahui akan besarnya manfaat yang akan dirasakan.
Segala hambatan atau godaan untuk tidak melaksanakan kebaikan tersebut akan
bisa dilewatkan dengan keyakinan yang kuat. Oleh sebab itu, kita wajib untuk
mencari ilmu tentang fadhilah (kelebihan) dari suatu amalan atau ibadah. Bahkan
untuk menguatkan hati, kita juga perlu mencari ilmu secara berulang kali.
Bahkan beberapa pengulangan dalam Al Quran digunakan agar manusia semakin
ingat.
“Dan sesungguhnya dalam Al Quran ini Kami telah ulang-ulangi
(peringatan-peringatan), agar mereka selalu ingat. Dan ulangan peringatan itu
tidak lain hanyalah menambah mereka lari.” (QS. Al Israa’ 41)
Jadi, mulailah perbuatan baik yang ingin anda lakukan
sekarang dan jangan ditunda. Kalau belum yakin, perluas dan perdalam ilmu agar
kita semakin yakin.
Wallahu a’lam bish showab.
mantap selalu berkarya untuk meningkatkan ilmu,..
BalasHapusterima kasih ata komennya, dan semoga ini berlanjut dan akan ada pembaharuan yang baik nantinya.
Hapus